Dimensi Waktu, Utopia dan Rahasia
Proses
dan terus berproses, perjalananku saat ini seperti tanpa skalipun merasa
mempunyai batasan waktu, sebuah perjalanan hidup yang untuk sementara berada
pada fase pemikiran untuk belum mengindahkan lagi berbagai kesempatan untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih mapan baik dari segi posisi maupun materi, ini bukan
berarti sudah tidak peduli tentang hal itu,, tapi lebih kepada keinginan kuat
untuk lebih dulu mendalami keilmuan dan pengalaman praktik dan jam terbang dibidang
audit, karena aku yakin ini merupakan langkah yang tepat buat jadi batu
loncatan untuk ngedapetin posisi atau pekerjaan yang lebih baik lagi
kedepannya, dengan mengesampingkan soal besaran nominal yang diterima dan
menganggap langkah ini sebagai suatu proses pembelajaran maka kita tidak akan
merasakan adanya beban dalam menjalaninya.
Iya,,
dengan mempunyai sasaran target pencapaian akan menjadikan seseorang terus
memiliki mimpi yang terpelihara, dan keberhasilan itu tergantung dengan seberapa
jauh tingkat kesadaran seseorang untuk mengerti akan alur perjalanan hidupnya, perenungan
yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan
tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya tentang pemaknaaan “mengapa sampai penghabisan”. Memusatkan pikiran, sehingga
kita menemui kepribadian seraya didalam kepribadian itu ditemuinya
kesungguhan.
Memang
semua usaha yang kita lakukan pada akhirnya tetap allah yang menentukan karena hal
itu merupakan hak prerogatifnya, namun bukan berarti kita berhenti berusaha
kan? meskipun hasilnya seringkali tidak sesuai dengan harapan, tapi kadang semua
itu hanya masalah waktu saja karena mungkin allah menganggap waktunya belum
tepat untuk kita mendapatkannya, karena kita harus ingat satu hal bahwa tidak
ada usaha yang mengkhianati dan selalu ada hikmah disetiap kejadian yang kita
tidak ketahui atau sadari, tapi satu yang pasti tidak ada hal sekecil apapun
terjadi secara kebetulan, slalu tanamkan di hati kita bahwa allah hanya akan memberikan
kesempatan terbaik kepada mereka yang memang benar-benar telah siap untuk
menerimanya.
Hingga
telah sampai pada saatnya nanti segala usaha yang telah ditempuh menemui titik
terang, allah menjawab “amiin” atas apa yang slalu kita “semogakan”, menjawab
segala pertanyaan yang selama ini menggerus fikiran tentang kapan semua mimpi
itu akan terwujud,, mengenai hal ini aku sepakat dengan pepatah yang mengatakan
bahwa terkadang pemahaman seseorang terhadap sesuatu tak bergantung pada waktu,
tapi kesungguhan.
Dengan
dikombinasikan dengan Moto 3 P “Preparations,
perfect, performance” maksudnya penampilan yang sempurna tak lain karena
persiapan yang matang. Tak mau melakukan sesuatu tanpa ancang-ancang,
tergopoh-gopoh tak karuan, ya,, jangan sampai hal itu ada dalam diri kita. Ini
seperti pepatah lama yang mengatakan bahwa jika seseorang ingin mendapatkan
keberhasilan dalam hidup terlebih dulu diibaratkan harus mencicipi asam
garamnya lautan sebelum merasakan manisnya gula jawa. Hehe…
Asa
yang setiap harinya datang dengan ribuan pertanyaan meresap sampai ke dasar
hati rupanya cukup berhasil untuk membangkitkan gairah dan ambisi, menjaga agar
cita-cita yang saat ini masih berupa utopia
agar tetap terjaga dengan baik, hingga sampai pada akhirnya hal itu dapat
berubah menjadi nyata, meski di satu waktu terkadang ada logika yang bergemuruh
dan bergejolak, tapi beruntungnya disisi lain ada hati yang terus membujuk
pikiran untuk tetap bertahan dalam jalur yang tepat.
Sekali
lagi, semoga mimpi itu tetap terpelihara… amiinn…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar