Sabtu, 08 Juli 2017

Dimensi Waktu, Utopia dan Rahasia



Dimensi Waktu, Utopia dan Rahasia

Proses dan terus berproses, perjalananku saat ini seperti tanpa skalipun merasa mempunyai batasan waktu, sebuah perjalanan hidup yang untuk sementara berada pada fase pemikiran untuk belum mengindahkan lagi berbagai kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih mapan baik dari segi posisi maupun materi, ini bukan berarti sudah tidak peduli tentang hal itu,, tapi lebih kepada keinginan kuat untuk lebih dulu mendalami keilmuan dan pengalaman praktik dan jam terbang dibidang audit, karena aku yakin ini merupakan langkah yang tepat buat jadi batu loncatan untuk ngedapetin posisi atau pekerjaan yang lebih baik lagi kedepannya, dengan mengesampingkan soal besaran nominal yang diterima dan menganggap langkah ini sebagai suatu proses pembelajaran maka kita tidak akan merasakan adanya beban dalam menjalaninya. 

Iya,, dengan mempunyai sasaran target pencapaian akan menjadikan seseorang terus memiliki mimpi yang terpelihara, dan keberhasilan itu tergantung dengan seberapa jauh tingkat kesadaran seseorang untuk mengerti akan alur perjalanan hidupnya, perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya tentang pemaknaaan “mengapa sampai penghabisan”. Memusatkan pikiran, sehingga kita menemui kepribadian seraya didalam kepribadian itu ditemuinya kesungguhan. 

Memang semua usaha yang kita lakukan pada akhirnya tetap allah yang menentukan karena hal itu merupakan hak prerogatifnya, namun bukan berarti kita berhenti berusaha kan? meskipun hasilnya seringkali tidak sesuai dengan harapan, tapi kadang semua itu hanya masalah waktu saja karena mungkin allah menganggap waktunya belum tepat untuk kita mendapatkannya, karena kita harus ingat satu hal bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati dan selalu ada hikmah disetiap kejadian yang kita tidak ketahui atau sadari, tapi satu yang pasti tidak ada hal sekecil apapun terjadi secara kebetulan, slalu tanamkan di hati kita bahwa allah hanya akan memberikan kesempatan terbaik kepada mereka yang memang benar-benar telah siap untuk menerimanya. 

Hingga telah sampai pada saatnya nanti segala usaha yang telah ditempuh menemui titik terang, allah menjawab “amiin” atas apa yang slalu kita “semogakan”, menjawab segala pertanyaan yang selama ini menggerus fikiran tentang kapan semua mimpi itu akan terwujud,, mengenai hal ini aku sepakat dengan pepatah yang mengatakan bahwa terkadang pemahaman seseorang terhadap sesuatu tak bergantung pada waktu, tapi kesungguhan. 

Dengan dikombinasikan dengan Moto 3 P “Preparations, perfect, performance” maksudnya penampilan yang sempurna tak lain karena persiapan yang matang. Tak mau melakukan sesuatu tanpa ancang-ancang, tergopoh-gopoh tak karuan, ya,, jangan sampai hal itu ada dalam diri kita. Ini seperti pepatah lama yang mengatakan bahwa jika seseorang ingin mendapatkan keberhasilan dalam hidup terlebih dulu diibaratkan harus mencicipi asam garamnya lautan sebelum merasakan manisnya gula jawa. Hehe… 

Asa yang setiap harinya datang dengan ribuan pertanyaan meresap sampai ke dasar hati rupanya cukup berhasil untuk membangkitkan gairah dan ambisi, menjaga agar cita-cita yang saat ini masih berupa utopia agar tetap terjaga dengan baik, hingga sampai pada akhirnya hal itu dapat berubah menjadi nyata, meski di satu waktu terkadang ada logika yang bergemuruh dan bergejolak, tapi beruntungnya disisi lain ada hati yang terus membujuk pikiran untuk tetap bertahan dalam jalur yang tepat.
Sekali lagi, semoga mimpi itu tetap terpelihara… amiinn…

Tidak ada komentar: